Dua sampel beras
yang beredar di Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, dipastikan palsu.
Berdasarkan hasil uji laboratorium yang diumumkan PT Sucofindo
diketahui, beras-beras tersebut mengandung 3 bahan kimia berbahaya.
"Kami
melakukan uji laboratorium dengan alat yang sensitif dan profesional.
Beras ini dibedakan sampel 1 dan 2, secara fisik hampir sama. Hasilnya
ada suspect, kandungan yang biasa digunakan untuk membuat bahan
plastik," ujar Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo, Adisam
ZN, kepada Liputan6.com di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5/2015).
Adisam
mengaku ada senyawa plasticizer penyusun plastik yang ditemukan dalam
beras tersebut. Antara lain Benzyl butyl phthalate (BBP),
Bis(2-ethylhexyl) phthalate atau DEHP, dan diisononyl phthalate (DIN).
"Senyawa plasticizer ini biasa digunakan untuk melenturkan kabel atau pipa plastik," ujar dia.
Dia
menjelaskan, pengujian ini dilakukan menggunakan alat spektrum infrared
untuk melihat apakat terdapat senyawa polimer seperti plastik dalam
beras tersebut. Hasilnya, kata dia, terdapat senyawa yang identik dengan
polimer. "Beras alami, tidak mengandung senyawa-senyawa seperti ini,"
kata Adisam.
"Ada senyawa lain dalam kandungan beras tersebut
yang sengaja dicampur. Kami menduga, ada kesengajaan memasukkan senyawa
lain yang dicampur dengan beras," ucap dia.
Adisam memaparkan,
beras palsu itu tak dapat dicerna oleh lambung. Dan bila dikonsumsi
secara terus-menerus dapat menyebabkan kanker. Hal ini sudah pernah
diuji pada tikus.
Di Eropa, senyawa ini bahkan sudah dilarang digunakan dalam komponen mainan anak. Apalagi untuk bahan makanan.
Meski begitu, sambung dia, kandungan protein beras yang mengandung plastik tersebut tercatat sangat tinggi, yakni 7, 38 persen untuk sampel satu dan sampel dua sebesar 7, 68 persen. (Ndy/Yus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar